,

Yellowstone caldera, Hubungannya Dengan Kiamat

Yellowstone Caldera adalah kaldera vulkanik di Taman Nasional Yellowstone di Amerika Serikat. Kaldera ini terletak di sudut barat laut Wyoming, di mana sebagian besar terdapat taman.Puluhan kilometer di bawah permukaan bumi taman ini terdapat cadangan magma yang luar biasa banyaknya. Dan cadangan magma ini terus bertambah banyak. Sebagian dari panas magma muncul ke permukaan melalui celah-celah kulit bumi, dalam bentuk uap air dan gas. Itu semua yang menyebabkan timbulnya sumber air panas, yang membuat Taman Nasional Yellowstone ini terkenal.


Kaldera yellowstone berukuran sekitar 55 kilometer kali 72 kilometer (data ini berdasarkan hasil kerja lapangan geologi yang dilakukan oleh Bob Christiansen dari Survei Geologi Amerika Serikat pada 1960-an dan 1970-an)
Kaldera adalah kawah yang terbentuk dari jatuhnya tanah setelah letusan vulkanik terjadi, kata ini diambil dari bahasa spanyol yang berarti "wajan".
Pada tahun 2005 program sains televisi BBC menciptakan istilah Supervolcano saat meliput Yellowstone, karena itu hingga saat ini Yellowstone sering disebut sebagai Supervolcano Yellowstone, SuperVolcano sendiri adalah letusan vulkanis yang skalanya ribuan kali lebih besar daripada letusan gunung berapi biasa. Letusan tersebut tidak harus melalui kawah atau gunung berapi, tetapi bisa pada sebuah dataran luas dimana aktivitas vulkanis bawah tanahnya dinilai sangat aktif. 

Fakta mengejutkan setelah terungkap bahwa taman nasional yellowstone duduk tepat diatas salah satu gunung berapi yang terbesar dibumi dan sangat aktif.lalu seperti apa bahayanya?
Gunung api bawah tanah memang jauh terkubur di dalam bumi. Dan itu bukan berarti tanpa bahaya. Berikut penjelasan geolog Jan Nieuwenhuis:
"Di bawah Yellowstone ada magma tebal. Magma ini tidak dapat mengalir dan memproduksi semacam gas. Lambat laun, tumpukan gas dapat menimbulkan tekanan amat kuat, berbeda dengan gunung biasa. Selain itu, magma terus mengalir ke atas karena kandungan gas. Tekanan gas itu akan menghancurkan batuan di puncak gunung diiringi ledakan dahsyat."

Jika Terjadi Letusan Supervolcano Yellowstone?
Geolog Jan Nieuwenhuis, dari Universitas Teknik Delft, menjelaskan apa yang akan terjadi, jika gunung api besar, di bawah tanah, seperti yang ada di Yellowstone ini meledak:
"Sebuah lubang berukuran 30 X 30 kilometer akan muncul di permukaan bumi. Sebagian besar isi gunung akan terpental hingga lapisan stratosfer. Ini berarti banyak serpihan akan tersebar tinggi di atmosfer dan mengurangi intensitas cahaya matahari. Suhu bumi dapat berkurang hingga beberapa derajat Celcius. Lahan di sekitar lubang tersebut juga dapat menyebabkan gempa bumi hebat. Begitu dahsyat, hingga dapat menghancurkan seluruh benua Amerika."

Para ahli mengetahui bahwa yellowstone ini pernah meletus sedikitnya tiga kali, yaitu 2,2 juta tahun yang lalu, kemudian 1,3 juta tahun yang lalu, dan yang terakhir 640.000 tahun yang lalu.
Artinya gunung ini meledak setiap 600.000 atau 700.000 tahun.
"Dengan perkembangan seperti itu, kita tahu ledakan akan terjadi" ungkap Christopher Sanders, seorang geolog Amerika, yang pernah menganjurkan agar penduduk diungsikan, merasa yakin: "Tanda-tanda pendahuluan akan meledaknya gunung berapi raksasa ini terus bermunculan. Saya ingin agar semua orang meninggalkan wilayah Taman Nasional Yellowstone, hingga radius 300 kilometer".

Rangkaian gempa bumi sudah beberapa kali terjadi. Pada tahun 1985, juga pada tahun 2004, banyaknya gempa sudah tidak terhitung lagi. Ketika itu, permukaan bumi di daerah taman menjadi sedemikian panas, hingga lem sepatu meleleh. Akibatnya, sekitar tiga ribu rusa mati kepanasan. Namun, beberapa waktu kemudian, keadaan kembali tenang. Pada tahun 2007 kembali tanda bahaya berbunyi. Cekungan kawah ternyata setiap tahun bertambah tinggi tujuh sentimeter. Suatu bukti, bahwa desakan magma makin besar.


Apakah itu tanda-tanda akan datangnya hari kiamat bagi penduduk bumi dalam waktu dekat?

Tunggu dulu, dalam vulkanologi, yang namanya periode letusan rata-rata itu hanyalah menjadi patokan, bukan untuk keperluan prediksi apalagi peramalan. Sebut saja misalnya dengan Gunung Merapi di Jateng-DIY. Dalam perspektif vulkanologi, gunung ini seharusnya sudah meletus kembali karena periode letusannya 2 – 3 tahun (dengan letusan terakhir Juni 2006 silam), namun sampai kini gak ada aktivitas yang menunjukkan perkembangan ke sana.

Geological Survey, Universitas Utah, National Park Service, dan ilmuwan dari Yellowstone Volcano Observatory sendiri mempertahankan bahwa mereka tidak melihat bukti bahwa letusan dahsyat seperti itu lagi akan terjadi di Yellowstone di masa yang akan datang. Recurrence interval peristiwa ini tidak teratur dan tidak dapat diprediksi.

Di Yellowstone, memang pada Januari lalu terekam adanya seismic swarm (rangkaian gempa2 vulkanik yang menjadi tanda migrasi magma), Namun selang waktu seismic swarm ini sangat pendek (hanya 2 minggu) sehingga tak bisa diterjemahkan sebagai adanya pasokan magma secara terus menerus yang sedang menembus kulit Bumi menuju ke permukaan kaldera. USGS menyebut seismic swarm berdurasi pendek ini biasa terjadi di Yellowstone caldera, demikian pula di kaldera2 lain yang ada di dunia baik mulai dari Toba (yang ini juga rutin direkam BMKG), Krakatau maupun yang paling muda seperti Pinatubo.
Saat ini, para geolog di seluruh dunia sedang mengikuti perkembangan gunung api raksasa ini dengan seksama, kita akan melihat temuan-temuan mereka selanjutnya.

Disamping potensi-potensi berbahaya seperti yang telah disebutkan diatas, ayo kita lihat sejenak sisi keindahan yellowstone, melalui foto-foto dibawah ini :
yang ini salah satu geyser di taman nasional yellowstone, ada pelanginya membuat semakin indah.

0 comments »

Sesini duyur!